10 Pertama :
Pada 10 hari pertama bulan Ramadhan
Allah SWT memberikan rahmat dan limpahan pahala dari berbagai amalan yang
kita lakukan selama puasa. Fase-fase 10 hari pertama Ramadhan memang merupakan
fase terberat dan tersulit karena merupakan fase peralihan dari kebiasaan pola
makan normal menjadi harus menahan lapar dan haus mulai dari subuh hingga
magrib.
Selain itu ternyata tidak hanya
tubuh saja yang melakukan adaptasi, pada fase 10 hari pertama Ramadhan ini
pikiran kita juga sedang berusaha melakukan beradaptasi atau penyesuaian dengan
penuh kesabaran dan keikhlasan untuk dapat menunaikannya. Oleh sebab itu pada
10 hari pertama Ramadhan ini Allah SWT memberikan keistimewaan dengan
membukakan pintu rahmat yang sebesar-besarnya bagi hamba-Nya yang telah sabar
dan ikhlas dalam menunaikan puasa selama 10 hari pertama dibulan Ramadhan
dengan penuh keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Untuk itu jangan sampai kita
melewatkan kesempatan mendapatkan rahmat dari Allah SWT selama 10 hari pertama
Ramadhan dengan hanya berdiam diri tanpa melakukan aktifitas. Manfaatkanlah
setiap hari dibulan Ramadhan sebagai ladang ibadah. Lakukanlah kebaikan sebanyak-banyaknya
dengan memperbanyak tilawah Al Quran, berdoa, sholat shunah, beramal shaleh dan
membantu orang lain. Selain itu bekerja, memperbanyak silahturahmi, serta
menjaga hubungan baik juga merupakan sebuah ibadah. Semoga semua ibadah yang
kita lakukan selama bulan Ramadhan diberkahi serta dirahmati Allah SWT.
10 Kedua :
Setelah berhasil melalui fase
pertama yang sudah pasti cukup berat karena tubuh dan pikiran berusaha
beradaptasi dengan kondisi saat puasa, maka 10 hari kedua Ramadhan ini mungkin
akan terasa lebih ringan karena akhirnya tubuh sudah mulai terbiasa dengan
aktivitas puasa yang menuntut seseorang untuk tidak makan dan minum dimulai
sejak matahari terbit hingga saat matahari terbenam.
Untuk keutamaan 10 hari kedua
Ramadhan seperti yang disebutkan didalam hadist Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
Anhu, dimana Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Awal bulan Ramadhan
adalah Rahmah, pertengahannya Maghfirah dan akhirnya Itqun Minan Nar
(pembebasan dari api neraka)”. Nah, pada fase kedua atau fase 10 hari kedua
Ramadhan inilah Allah membukakan pintu magfirah atau ampunan yang
seluas-luasnya.
Karenanya Jangan sampai kita
melewatkan hari-hari penuh ampunan yang telah dijanjikan oleh Allah SWT dengan
sia-sia. Pada waktu-waktu inilah saat yang paling tepat untuk memperbanyak doa
serta memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa-dosa yang telah kita
lakukan di masa lalu agar diampuni dan dibebaskan dari hukuman.
Perbanyaklah melakukan sholat malam,
berdoa dan berdzikir karena pada 10 hari kedua Ramadhan ini merupakan
kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT untuk mengurangi dosa-dosa yang telah
kita perbuat. Dengan memohon ampunan dengan tulus dan bersungguh-sungguh serta
bertobat dari hati yang terdalam Insya Allah pasti mendapatkan ampunan-Nya.
10 Terakhir
Ummul Mu`minin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan tentang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada 10 terakhir Ramadhan kurang lebih sebagai berikut :
“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki 10 terakhir Ramadhan, beliau mengencangkan tali sarungnya (yakni meningkat amaliah ibadah beliau), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istri-istrinya.” Muttafaqun ‘alaihi
Pertama : Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serius dalam melakukan amaliah ibadah lebih banyak dibanding hari-hari lainnya. Keseriusan dan peningkatan ibadah di sini tidak terbatas pada satu jenis ibadah tertentu saja, namun meliputi semua jenis ibadah baik shalat, tilawatul qur`an, dzikir, shadaqah, dll.
Kedua : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membangunkan istri-istri beliau agar mereka juga berjaga untuk melakukan shalat, dzikir, dan lainnya. Hal ini karena semangat besar beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam agar keluarganya juga dapat meraih keuntungan besar pada waktu-waktu utama tersebut. Sesungguhnya itu merupakan ghanimah yang tidak sepantasnya bagi seorang mukmin berakal untuk melewatkannya begitu saja.
Ketiga : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada 10 Terakhir ini, demi beliau memutuskan diri dari berbagai aktivitas keduniaan, untuk beliau konstrasi ibadah dan merasakan lezatnya ibadah tersebut.
Keempat : Pada malam-malam 10 Terakhir inilah sangat besar kemungkinan salah satu di antaranya adalah malam Lailatur Qadar. Suatu malam penuh barakah yang lebih baik daripada seribu bulan.
Sumber
10 Terakhir
Ummul Mu`minin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan tentang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada 10 terakhir Ramadhan kurang lebih sebagai berikut :
“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memasuki 10 terakhir Ramadhan, beliau mengencangkan tali sarungnya (yakni meningkat amaliah ibadah beliau), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istri-istrinya.” Muttafaqun ‘alaihi
Pertama : Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam serius dalam melakukan amaliah ibadah lebih banyak dibanding hari-hari lainnya. Keseriusan dan peningkatan ibadah di sini tidak terbatas pada satu jenis ibadah tertentu saja, namun meliputi semua jenis ibadah baik shalat, tilawatul qur`an, dzikir, shadaqah, dll.
Kedua : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membangunkan istri-istri beliau agar mereka juga berjaga untuk melakukan shalat, dzikir, dan lainnya. Hal ini karena semangat besar beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam agar keluarganya juga dapat meraih keuntungan besar pada waktu-waktu utama tersebut. Sesungguhnya itu merupakan ghanimah yang tidak sepantasnya bagi seorang mukmin berakal untuk melewatkannya begitu saja.
Ketiga : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada 10 Terakhir ini, demi beliau memutuskan diri dari berbagai aktivitas keduniaan, untuk beliau konstrasi ibadah dan merasakan lezatnya ibadah tersebut.
Keempat : Pada malam-malam 10 Terakhir inilah sangat besar kemungkinan salah satu di antaranya adalah malam Lailatur Qadar. Suatu malam penuh barakah yang lebih baik daripada seribu bulan.
Sumber