Bismillahirrahmanirrahim ...
"Dan sungguh akan kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar."
(QS. Al-Baqarah :155)
Sikap sabar
merupakan kepribadian mulia yang mesti dimiliki setiap orang beriman. Allah
SWT. Memberikan bimbingan untuk bersabar dalam mengarungi kehidupan dan
mensikapi berbagai persoalan yang muncul, baik yang menyangkut diri sendiri
maupun orang lain. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an :
"Hai orang-orang yang
beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga
(di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung." (QS. Ali Imran : 200)
1. Sabar yang Pertama
Sabar yang pertama ,
kalau kita suatu saat diuji dengan masalah , kita harus sadar bahwa kesabaran
yang pertama yang harus di miliki adalah Khusnudhon (berbaik sangka) kepada
Allah, karena seburuk buruk perilaku adalah berburuk sangka kepada Allah.
Berbaik sangka kepadaNya karena tubuh kita adalah milik Allah , bukan milik kita. Kalau Allah mau menimpakan masalah pada kita , sehebat apapun diri kita tetap terkena. Allah berkuasa mutlak pada diri kita dan Allah dengan mudahnya berbuat (berkehendak) apa saja.
Berbaik sangka kepadaNya karena tubuh kita adalah milik Allah , bukan milik kita. Kalau Allah mau menimpakan masalah pada kita , sehebat apapun diri kita tetap terkena. Allah berkuasa mutlak pada diri kita dan Allah dengan mudahnya berbuat (berkehendak) apa saja.
" Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai
dengan kesanggupannya".
Yang menciptakan semua
syaraf kita adalah Allah, dan Allah Tahu rasa sakit (penderitaan) mengalami
semua masalah itu, justru Dia yang menciptakan rasa sakit mengalami masalah
beserta semua penderitaan yang mungkin dialami manusia.
Apa yang telah menimpa
kita masih belum apa apa karena Allah bisa saja menambahi penderitaan kita ,
masih banyak jenis penderitaan yang ada dalam perbendaharaan kekuasaanNya kalau
kita nggak mau bersabar , apa kita nggak takut kalau Dia murka lalu menambahi
atau tidak berkenan menghilangkan penderitaan itu, kita bisa apa ?.
2. Sabar yang Kedua
Sabar yang kedua adalah sabar untuk tidak
mengeluh, Sebenarnya menceritakan penderitaan kita kepada orang lain adalah
mencerminkan upaya kita daam menyelesaikan masalah .
Tetapi kita perlu menceritakan sesuatu seperti kenyataanya, tanpa menambah nambahi, agar kita terhindar dari sikap mengeluh. Jangan keluh kesah apalagi sampai mendramatisir lebih lebih memprotes perbuatan Allah yang Maha Adil. Segala penderitaan tidak akan berakhir kalau hanya di ratapi. Sesuatu masalah tidak akan membuat seseorang jadi hina kalau disikapi dengan akhlak mulia.
Tetapi kita perlu menceritakan sesuatu seperti kenyataanya, tanpa menambah nambahi, agar kita terhindar dari sikap mengeluh. Jangan keluh kesah apalagi sampai mendramatisir lebih lebih memprotes perbuatan Allah yang Maha Adil. Segala penderitaan tidak akan berakhir kalau hanya di ratapi. Sesuatu masalah tidak akan membuat seseorang jadi hina kalau disikapi dengan akhlak mulia.
3. Sabar yang Ketiga
Sabar yang ketiga
adalah sabar menafakuri hikmah tiap masalah dan cobaan. Tidak ada satupun
perbuatan Allah yang sia sia, semua berjalan persis seperti kehendakNya. Setiap
masalah itu ada hikmahnya, maka evaluasi dan renungkanlah, mungkin kita terlalu
sibuk, melupakan keluarga, orang lain, melupakan Allah sehingga kita di
ingatkan dengan di beri suatu masalah atau cobaan.
Seharusnya kita evaluasi diri, introspeksi apa yang telah kita lakukan, Apa ketika kita jaya, kita masih ingat pada mereka yang dhu'afa ? Apakah selama ini kita mengingat Tuhan ? apa kita lalai berderma ? kalau sejak kecil kita menderita, apakah usaha kita sudah maksimal ?. Kalau sudah ketemu jawabannya, lalu kita akan berjuang dengan Ikhtiar untuk sukses atau sembuh dari sakit.
Seharusnya kita evaluasi diri, introspeksi apa yang telah kita lakukan, Apa ketika kita jaya, kita masih ingat pada mereka yang dhu'afa ? Apakah selama ini kita mengingat Tuhan ? apa kita lalai berderma ? kalau sejak kecil kita menderita, apakah usaha kita sudah maksimal ?. Kalau sudah ketemu jawabannya, lalu kita akan berjuang dengan Ikhtiar untuk sukses atau sembuh dari sakit.
4. Sabar yang Keempat
Sabar yang keempat
adalah bersabar ketika ikhtiar. Ingatlah bahwa yang membuat kita sukses dan
menyembuhkan dari sakit, atau mendapatkan apa yang kita inginkan dan terhindar
dari masalah itu hanya Allah semata. Karena Dia yang Maha Tahu masalah atau
penyakit kita .
"Tiada musibah atau apapun jua yang menimpa kecuali atas
kehendaknya " .
Ketika kita sudah berusaha cari solusi atau berobat kesana sini tapi tidak juga selesai masalah kita atau sembuh dari sakit, tidak akan rugi sebab akan menjadi amal. Barang siapa ridho kepada ketentuan Allah, maka Allah akan meridhoi, hidup terus, maju, ikhtiar terus, terus dan terus, jangan takut dan menyerah, Tuhan akan meridhoi.
Ketika kita sudah berusaha cari solusi atau berobat kesana sini tapi tidak juga selesai masalah kita atau sembuh dari sakit, tidak akan rugi sebab akan menjadi amal. Barang siapa ridho kepada ketentuan Allah, maka Allah akan meridhoi, hidup terus, maju, ikhtiar terus, terus dan terus, jangan takut dan menyerah, Tuhan akan meridhoi.
Usaha dan jerih payah, serta pengorbanan kita adalah amal dan pahala yang tidak akan pernah di lupakan Allah , sampai kapanpun , maka jangan mengeluh dalam berikhtiar. Dokter, guru, teman, keluarga, spiritualis, hanyalah membantu saja sebagai sarana mencapai sesuatu, Asal mula segala sesuatu tetap dari Yang Maha Kuasa.
5. Sabar yang Kelima
Sabar yang kelima,
sabar untuk berniat sukses, bebas dan jaya serta sembuh dari sakit dan punya
niat untuk beribadah . Milikilah tekad yang kuat untuk mengisi kesuksesan ,
kejayaan, kebebasan, kesehatan, keperkasaan yang Allah karuniakan dengan
meningkatkan ibadah. Jangan sampai kita tidak punya rencana tentang bagaimana
menggunakan semua yang telah / akan Allah berikan.
Tidak sedikit orang terangkat derajatnya karena dulunya mendapat masalah, tertimpa, kemalangan yang teramat sangat, sakit atau cacat, bahkan ada orang yang cemerlang justru karena telah banyak sekali kegagalan yang di alaminya, karena seburuk buruk masalah, penyakit, penderitaan yang diberikan kepada kita, sebenarnya telah di ukur oleh Allah bahwa kita mampu menerimanya. Tuhan tidak akan memberikan sesuatu diluar kemampuan kita.
Oleh karena itu, waspadalah jangan sampai kesuksesan, kejayaan, kebebasan, kesehatan, keperkasaan, yang kita terima mengecoh kita untuk takabur, sombong, menghina orang lain, maksiat, itu jauh lebih berbahaya di banding tetap menderita atau kena masalah atau sakit tapi membuat kita dekat dengan Allah.
Tidak sedikit orang terangkat derajatnya karena dulunya mendapat masalah, tertimpa, kemalangan yang teramat sangat, sakit atau cacat, bahkan ada orang yang cemerlang justru karena telah banyak sekali kegagalan yang di alaminya, karena seburuk buruk masalah, penyakit, penderitaan yang diberikan kepada kita, sebenarnya telah di ukur oleh Allah bahwa kita mampu menerimanya. Tuhan tidak akan memberikan sesuatu diluar kemampuan kita.
Oleh karena itu, waspadalah jangan sampai kesuksesan, kejayaan, kebebasan, kesehatan, keperkasaan, yang kita terima mengecoh kita untuk takabur, sombong, menghina orang lain, maksiat, itu jauh lebih berbahaya di banding tetap menderita atau kena masalah atau sakit tapi membuat kita dekat dengan Allah.
Tidak ada musibah yang lebih buruk daripada jauh dari Allah, karena tidak bisa bersyukur atau tidak punya kesabaran. Bahkan Allah sendiri menyatakan dalam Hadis Qudsi yang artinya : " Barang siapa yang tidak bersabar atas cobaanKu, tidak mensyukuri nikmatKu, dan tidak rela atas ketentuanKu, maka carilah Tuhan selain Aku ".
Semoga Allah SWT selalu memberikan Ridho dan Rahmat-Nya dalam setiap langkah kita.
Amiin ...!
dikutip dari : berbagai sumber
Amiin ...!
dikutip dari : berbagai sumber
Comments :
Posting Komentar